Bagaimana menjadi psikolog olahraga/pelatih mental di Indonesia? Untuk sementara (saat artikel ini ditulis), ilmu psikologi olahraga sedang dalam tahap perkembangan. Sudah ada beberapa psikolog/praktisi psikologi yang telah membantu kemajuan olahraga di Indonesia walaupun tidak mempunyai gelar formal dalam psikologi olahraga karena memang di Indonesia sendiri untuk sementara tidak ada gelar magister untuk psikologi olahraga (semoga di masa depan ada). Untuk sementara jika ingin mendapatkan pendidikan formal dalam psikologi olahraga maka harus ke luar negri, namun apabila ingin tetap kuliah di Indonesia karena beberapa alasan, apa yang bisa dilakukan?
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan tetap mengambil gelar magister yang tersedia di Indonesia, seperti psikologi pendidikan dan psikologi klinis, karena teori-teori dalam cabang ilmu tersebut bisa saja diaplikasikan ke dalam setting olahraga, sambil belajar secara ototdidak dengan membaca teori-teori psikologi olahraga dari internet, e-journal, dan buku (sepertinya apabila ingin membaca buku harus pesan di internet, karena kecil kemungkinannya untuk menemukannya di toko buku seperti gramedia) atau download e-book dari internet. Dalam blog ini, di bagian “website” , saya telah menyediakan beberapa website yang saya harap dapat membantu (saya akan memasukkan lebih banyak lagi). Pada akhirnya, ilmu yang didapat dari kuliah S2 dan pembelajaran secara ototdidak dapat diintegrasikan sehingga dapat diterapkan secara nyata ke dalam setting olahraga. Sebagai tambahan mungkin juga bisa mengikuti kursus NLP.
Akademik adalah persoalan pertama, persolan ke-2 adalah mengenai lapangan pekerjaan. Adakah lapangan pekerjaan di bidang psikologi olahraga? Jawabannya: ADA, walaupun memang dibutuhkan usaha yang lebih untuk mendapatkan pekerjaan dalam bidang psikologi olahraga. Adanya beberapa praktisi psikologi yang bekerja membantu olahraga di Indonesia adalah bukti bahwa, sekecil apapun itu, tetap ada peluang dalam bidang psikologi olahrag. Tetap berjuang, jangan menyerah. Salah satu bukti nyata yang terkini adalah Guntur Utomo yang berhasil menjadi pelatih mental timnas sepak bola Indonesia u-19 dan. Guntur Utomo berhasil karena dia terus berjuang untuk psikologi olahraga. Di PBSI juga terdapat divisi psikologi olahraga. Terkadang penerapan ilmu psikologi olahraga tidak selalu harus di lapangan secara langsung, namun bisa di sebuah organisasi olahraga (PBSI, KONI, dsb.). Alternatif lain adalah dengan membuat organisasi konsultasi sendiri yang bergerak dalam bidang psikologi olahraga yang menyediakan jasa workshop/training bagi para atlet dan juga pelatih olahraga dalam hal keterampilan psikologis. Contoh yang bagus untuk hal ini adalah seperti yang dilakukan oleh Edgar Tham, pioneer psikologi olahraga di Singapur. Organisasi yang dia dirikan bernama sportpsych-consulting (silahkan buka: http://www.sportpsychconsulting.com).
Yang harus dilakukan mulai sekarang adalah dengan mempublikasikan psikologi olahraga secara besar-besaran sehingga mampu lebih menyadarkan dunia olahraga di Indonesia akan perlunya psikolog olahraga/pelatih mental. Dengan begitu diharapkan dibukannya program magister psikologi olahraga dan berbagai macam lapangan pekerjaan. Mari kita teruskan apa yang para praktisi psikologi sebelumnya telah lakukan untuk perkembangan olahraga di Indonesia. Mari terus berjuang.